Fun Learning di Rumah Atsiri Indonesia Tawangmangu Karanganyar

Beberapa tahun belakangan ini saya gemar mix dan match essensial oil di diffuser pengharum ruangan di ruang kerja. Beberapa essential oil dengan berbagai merk saya coba untuk lebih mengenal benda yang satu ini. Bukan tanpa sebab saya belajar ini semua, alasan utama saya ingin lebih tahu tentang essential oil adalah kembali natural tapi tanpa korban merk. (halah….kayak iklan-iklan produk kecantikan…^_^). Bukan rahasia umum lagi produk-produk kecantikan dan kesehatan yang berbau natural atau herbal dengan merk luar negeri harganya pasti lebih mahal, dan terkenal sedikit efek samping. Anehnya memang untuk produk berbau natural atau herbal manfaat yang dirasakan produk lokal dibandingkan produk bermerk dari luar berbeda walaupun dari jenis tanaman yang sama. Inilah yang menggelitik saya untuk belajar lebih lanjut apa dan bagaimana essential oil ini.

Tiket masuk berupa kartu yang berisi saldo 50rb

Nah…suatu kebetulan sekali ketika saya sedang membuka IG @explorekabkaranganyar muncul deh iklan Rumah Atsiri ini yang kebetulan sejalan dengan kota yang ingin saya kunjungi yaitu Karanganyar, akhir kata saya sempatin nengok ke lokasi. Lokasi yang berada 300 meter dari tepi jalan raya karanganyar – tawangmangu membuat tak sulit menemukan tempat ini. Tiket masuk per orang Rp 50.000/orang dan untuk usia 8 tahun kebawah masih gratis. Tiket masuk ini nantinya bisa ditukar dengan souvenir atau makanan yang ada di resto di lokasi tersebut. Untuk memasuki ruang-ruang terkait dokumentasi pengolahan atsiri butuh tiket ini untuk aksesnya. Masuk ke rumah atsiri ini memang baiknya menyewa atau ikut tour guide supaya kita bisa tahu lebih banyak dan mendapat ilmunya tidak hanya sekedar foto-foto atau selfie saja. Ada banyak ilmu yang bisa kita dapatkan dari mereka.

Rumah atsiri ini ternyata dibangun sejak jaman Presiden RI 1 tahun 1962 untuk menyuplai kebutuhan minyak atsiri serai wangi di negara bulgaria oleh pemerintah Indonesia. Semua produk yang dihasilkan oleh pabrik ini dikirim ke Bulgaria, petani serai wangi di sekitar pabrik ini sangat banyak konon luasnya hingga ke wonogiri. Semua mesin yang besar-besar itu beroperasi tanpa lelah memenuhi permintaan negara Bulgaria. Ketika pemerintahan berganti, ternyata ada ketidaksepahaman antara pemerintah baru dan pemerintah bulgaria yang mengakibatkan kerjasama ini harus berakhir. Sejak saat itu pabrik harus melakukan diversifikasi untuk bertahan termasuk di penghujung taun 1980 menjual beberapa aset mesin yang besar-besar. Akhirnya perusahaan juga harus dijual ke swasta dikarenakan kesusahan untuk mencari dana operasional.

Saat ini Rumah atsiri masih berbenah menuju ke arah lebih baik dengan mempertahankan beberapa yang menjadi ciri khas tempat tersebut seperti bangunan. Langkah awal yang ditempuh adalah dengan menjadikan Rumah atsiri ini rumah wisata edukasi yang mencerahkan bagi masyarakat. Untuk tanaman herbal dan tanaman yang menghasilkan atsiri pun dapat kita temui disini, seperti gaharu, cendana, serai wangi, rosemary, lavender dll.

Dari sini saya juga baru tahu bahwa tanaman serai yang saya tanam di halaman rumah ternyata berbeda dengan tanaman serai yang bisa mengusir tikus atau nyamuk. Selama ini saya mengira tanaman serai yang digunakan untuk mengusir tikus atau nyamuk adalah tanaman serai dapur ternyata seharusnya adalah serai wangi. Pantas saja tikusnya gag takut masih sliwar-sliweran. Lebih parah lagi ternyata tanaman lavender koleksi saya juga berbeda dengan lavender yang digunakan untuk mengusir nyamuk. Lavender asli yang bisa mengusir nyamuk daunnya lebih kecil dan susah berbunga karena Indonesia bukan habitatnya, sedangan bunga lavender yang sring kita temui di Indonesia adalah lavenderan…^_^.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *