Keliling Jepang dalam 10 Hari – Hari Ketiga (Osaka Landmark)

Suasana Stasiun MRT menuju universal studio

Perjalanan saya kali ini memang terbilang spesial, banyak orang yang malas bepergian jauh karena membawa anak kecil tanpa pengasuh, seperti yang sudah pernah saya ceritakan di beberapa blog saya sebelumnya. Memang terkesan seperti berpindah mengasuh anak dari rumah ke perjalanan, tapi sebenarnya ada keseruan sendiri mengamati mereka tumbuh sembari mendampingi mereka menyerap pelajaran dari perjalanan untuk memperkaya khasanah mereka di kemudian hari. Perjalanan saya yang pertama dulu ke Osaka juga sendiri karena perjalanan dinas dari kantor. 9 Tahun yang lalu saya lebih banyak menghabiskan waktu keliling Osaka di sela-sela kesibukan saya bekerja. Itupun saya sebenarnya sudah lupa juga, dulu itu pergi ke mana saja selama 10 hari dinas di Osaka. Benar-benar tidak meninggalkan jejak di memori. Bisa jadi dulu juga karena fasilitas dari tempat kerja dengan supir membuat saya tinggal duduk manis untuk sampai di tempat sehingga tidak perlu kerepotan menganalisa peta subway ataupun peta jalan membuat tidak ada kesan berarti di memori saya selain harga di Osaka lebih mahal daripada di Jakarta, wkwkwkwk.

Suasana di sekitar Tenpozan Wheel Osaka

Keliling Osaka sebenarnya tidak cukup hanya dalam waktu 1 hari, jika kita ingin travelling sebaiknya diputuskan porsi terbesar perjalanan kita ini apa? Menyaksikan keajaiban alam, mempelajari budaya masyarakatnya, kuliner atau belanja-belanja. Karena jika itu dijalankan dalam satu rentetan perjalanan ternyata tidak bisa fokus. Apalagi perjalanan ke Jepang, kali ini saya hanya menjadikan Osaka dan Tokyo sebagai tempat menginap untuk menjelajah kota-kota di sekitar 2 kota besar tersebut. Untuk Osaka sendiri mendapat porsi di hari ketiga, kita pergi ke Universal Studio, tenpozan wheel dan sekitarnya.

Foto Produk Boneka Faceless Radinka
Foto Produk Boneka Faceless Radinka

Ke Universal Studio (USB) bersama anak-anak kali ini sebenarnya saya tidak masuk ke wahana, tetapi cuma foto-foto di pelataranmya saja. Pertimbangannya karena 9 tahun yang lalu ketika saya ke Osaka, saya sebenarnya sudah pernah masuk ke wahana ini, mayoritas permainannya banyak memacu adrenalin sehingga kurang cocok buat anak kecil. Masih teringat 9 tahun yang lalu ketika saya memasuki wahana spidermen di USB dengan antrian yang mengular karena penasaran, ternyata inti dari permainan itu adalah naik roller coster dengan melihat film 3D spidermen. Lebih ajaibnya lagi roller coaster dengan berjalan mundur lalu membalik. 9 tahun yang lalu karena atas pembiayaan kantor tidak terasa rugi jika semua wahana tidak di naikkin, tapi kalau sekarang masuk dan tidak berani naik wahana, kok kayanknya sayang sekali. Tiket masuk USB juga tidak lebih murah dari tiket dunia fantasy Jakarta. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, Nah di Universal Studio ini kita juga sekalian melakukan foto produk handmade buatan kita untuk branding. Kalau pembaca ada yang berminat bisa japri atau komen di bawah ya (sekalian iklan…heheheh). Untuk masuk ke wahana ini jika membawa koper maka harus dititipkan di loker yang tersedia dengan membayar uang penitipan 400 yen (dikalikan Rp 128 kurs saat saya disini) sekali kunci. Artinya kalau ada barang yang kelupaan terus buka kunci dan tutup lagi bisa kena charge lagi setengahnya. Hampir 1.5 jam berfoto di pelataran sini, kita langsung melanjutkan perjalanan ke sekitar tenpozan wheel di teluk osaka dekat universal studio juga daerah minato ward. Naek subway jalur chuo line turun stasiun osakako. dari stasiun keluar di exit 1 atau 2 menyusuri jalan selama 5 menit maka akan sampai di taman tempozan. Menuju taman tenpozan ada satu toko yang menjual souvenir halal (bukan semua halal ya, tapi beberapa ada yang halal.)

Prayer room di dalam Tenpozan
Cruise Santa ke Teluk Osokako Osaka

Taman tenpozan wheel adalah kompleks hiburan di dekat teluk osaka di mana kita bisa naik paris wheel, naik cruise santa, masuk aquarium kaiyukan, main di LEGO land discovery center. Semua ini bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Di lokasi ini sebenarnya ada juga marketplace kuliner, hanya saja yang muslim untuk halal food pilihannya tidak banyak. Di dalam bangunan satu lantai dengan LEGO land ada prayer room untuk yang ingin menuaikan ibadah sholat. Kita sendiri di sini mencoba wahana paris wheel, LEGO land dan santa cruise. Untuk lego mini land dia tidak terlalu luas sebenarnya, di dalam ada lego-lego yang bisa kita main khan dan juga ada lego-lego besar yang sudah di display. Di dalam tenposan marketplace dekat prayer room ada restaurant yang menyajikan halal food, hanya saja harganya mahal bagi kami. Makanannya juga bukan jepan authentic, sehingga kita merasa sayang untuk mencobanya. Berdasarkan di blog-blog sebenarnya ada lagi restauran halal di sini, hanya saja ketika kami berkunjung tidak menemukan restaurant yang dimaksud, entah sudah tutup atau berganti nama. Kesimpulannya apa yang saya di sini belum tentu ada di masa depan, jadi jangan terlalu dijadikan acuan sehingga tidak melakukan persiapan terutama membawa halal food…:).

Ada satu tragedi makan malam yang tidak terlupakan, jadi berdasarkan blog-blog yang saya baca ada restoran authentic halal japanese di daerah Fukushima, jika naek subway turun di stasiun nodahanshim yang terkenal akan kelezatan ramennya, namanya restaurant matsuri. Saat itu sudah menjelang pukul 07.30 kita tiba di daerah tersebut, perut sudah lapar membawa dua bocah yang kelaparan pula. Stasiun terdekat dengan rumah makan tangga exit nya tidak ada elevator atau lift, terpaksa kita yang membawa stroller harus mengangkat stroller dengan bocah ada di atasnya karena sedang tidur. Udara saat itu mulai dingin dengan suhu 10 derajat dan angin bertiup lumayan. Komplit lah perasaan menderita karena lapar dengan harapan tiba di rumah makan bisa langsung makan. Sesampainya di kedai Matsuri ternyata bersamaan dengan rombongan turis asal Malaysia, dan kedai itu ternyata ukurannya kecil sekali, hanya muat sekitar 6 orang makan di tempat. Sedangkan antrian rombongan turis ada sekitar 20 orang. Tak habis akal saya ingin take away saja makanan dari kedai itu, tak di sangka untuk take away pun saya juga harus ikut antrian yang mengular tersebut. Karena tak sanggup dengan terpaan udara dingin akhirnya kita memutuskan mencari rumah makan lain berdasarkan aplikasi halal nav yang sudah saya install di telepon selular. Padahal maksud hati ingin sekali mencicipi masakan di restoran tersebut berdasarkan review pembeli di situs web….:((. Pilihan pengganti restoran halal kita ke daerah Dotonbori lagi, ada rumah makan halal milik muslim uyghur. Di Jepang tetapi makan masakan uyghur….^_^.

1 thought on “Keliling Jepang dalam 10 Hari – Hari Ketiga (Osaka Landmark)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *