Tangkuban Perahu Bandung

Memanfaatkan ada tanggal merah di hari kamis akhirnya kita meluncur menuju Bandung. Biasanya kita pergi selalu dengan itenerary, untuk kali ini kita ingin pergi santai TANPA itenerary dan TANPA perencanaan, benar-benar seperti horang kaya…^_^.
Ke Bandung yang biasanya menggunakan mobil pribadi kali ini pun kita memilih menggunakan Kereta Api, padahal menggunakan kereta api jelas lebih rempong untuk ukuran saya sebagai emak-emak dengan 2 anak satu masih 2 tahun dan yang satu 7 tahun. Jika menggunakan mobil kita tidak perlu repot berhitung pertimbangan barang yang dibawa dengan cermat supaya bisa cukup masuk 1 koper besar 28 inch. Tapi itulah tujuan pergi ke Bandung kali ini, mengukur tingkat kerepotan dengan anak kecil menggunakan transportasi umum. Aneh khan…..aneehhhh,…..^_^
Sebetulnya kereta ke Bandung ada banyak, dikarenakan ada tanggal merah di hari kamis jadi tiket cepat habis, akhirnya kita dapat tiket KA Pangandaran untuk berangkat dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dari stasiun Gambir. Jurusan ini ternyata baru saja launching sekitar bulan Januari sehingga interior kereta masih terbilang baru. Sepanjang perjalanan alhamdulillah lancar-lancar saja tidak ada kehebohan yang berarti seperti yang saya khawatirkan. Tiba di Stasiun Bandung kita langsung menuju hotel yang kebetulan kita memilih hotel yang lokasinya dekat dari stasiun. Berjalan kaki menuju hotel dengan koper 28 inch ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Trotoar di stasiun Bandung menuju jalan raya di luar stasiun banyak yang masih tidak rata membuat beberapa kali saya kerepotan harus angkat koper berisi baju 4 anggota keluarga, serasa jadi hulk lah.
Tiba di hotel, kami check in dan untunglah pukul 12.00 siang kita sudah diperbolehkan masuk kamar, terkadang ada hotel yang peraturannya harus menunggu pukul 14.00 baru bisa masuk kamar. Hal selanjutnya yang kita lakukan adalah mencari mobil sewaan yang tanpa sopir, setelah telepon sana sini akhirnya dapat juga dengan rate saat saya menulis 700rb untuk 36 jam. Tarif per 24 jam 400rb dengan biaya kirim dan ambil mobil ke hotel 60rb. Mobil yang saya dapatkan jazz putih masih baru walaupun banyak goresan di sana sini.
Dengan mobil sewaan kita bisa lebih leluasa berkeliling Bandung tanpa harus senewen mengarahkan taksi online untuk meeting point, atau kesal dengan kelakuan sebagian oknum pengemudi taksi online yang minta di batalkan ordernya saja karena lokasi tempat kita berada kurang ideal dari sudut pandang dia. Pengennya dengan mobil sewaan kita kuliner di Bandung, apa daya dengan anak kecil kita tidak bisa sembarangan memilih tempat makan kalau tidak ingin suasana makan menjadi nightmare…wkwkwk. Akhirnya kita makan di tempat yang standar-standar saja yang penting rumah makan luas, tidak mengantri, luas dan tidak panas. Kalaupun akhirnya rasanya enak berarti kami dapat bonus.
Gunung Tangkuban Perahu akhirnya jadi pilihan kami untuk menghabiskan waktu di Bandung. Berjarak sekitar 18 km dari hotel kita di Bandung, kita berangkat pukul 09.00 hari Jumat dimana bukan hari libur. Ternyata perjalanan menuju lembang jika tidak hari libur sangat menyenangkan, butuh waktu sekitar 1.5 jam kita sudah sampai di Tangkuban Perahu. Itu pun sudah termasuk macet di beberapa titik. Tiket masuk saat kita berkunjung tahun 2019 adalah 20rb untuk orang dewasa, 25rb untuk tiket mobil dan 5rb untuk parkir. Ini adalah kali ketiga kita pergi ke Tangkuban Perahu, terakhir kita ke sini tahun 2010 atau 9 tahun yang lalu. Banyak perubahan yang terjadi, pertama adalah ada masjid di puncak kawah ratu. Tangkuban perahu mempunyai 4 kawah dengan kawah ratu sebagai kawah utama yang berada di atas sendiri. 3 kawah lainnya adalah kawah upas, kawah baru dan kawah domas.


Selain penambahan masjid, trotoar untuk pejalan kaki juga di buat besar dan nyaman untuk sampai ke puncak kawah. Banyak spot foto sepanjang jalan menuju kawah utama (kawah ratu). Fasilitas umum seperti toilet pun juga di buat banyak dan bagus. Kotoran kuda tidak banyak di jalanan membuat suasana di lokasi wisata lebih kondusif. Hanya terkadang saya kesal dengan bau asap rokok di mana-mana mengotori udara bersih anugrah Allah SWT, membuat saya merasa sesak napas ketika sedang menarik udara dalam-dalam menuju paru-paru menikmati udara bersih.
Untuk souvenir juga di sini harganya tidak terlalu mahal bahkan karena sedang tidak peak season harga cenderung sangat murah untuk beberapa souvenir seperti rajutan dan kaos. Para penjual souvenir di sini rata-rata untuk wanitanya bisa merajut sehingga sembari menunggu toko mereka terus merajut untuk kemudian dijual. Bagi saya yang pencinta rajutan, sangat menyenangkan melihat hasil rajutan tangan mereka yang canti-cantik dan murah-murah, walaupun kasihan juga karena hasil karya mereka dihargai murah. Tapi itulah hukum ekonomi, tanpa packaging dan market yang baik maka barang kita pasti akan dibeli dengan harga murah. Jangan lupa menawar kalo berbelanja di sini ya….


Happy holiday….happy shopping….^_^