Family Backpack : Svarnabhumi dan Hotel di Bangkok

Tiga jam perjalanan udara dari Soekarno-Hatta ke Suvarnabhumi, Alhamdulillah berjalan lancar. Si kecil yang usia 22 bulan tidur sesaat setelah take off, setelah sebelumnya kita beri keripik tempe, susu UHT di sedot dan pure carrot (baby food dari Garuda Indonesia). Sebagai masukan, baby food ini selalu kita minta ke pramugari waktu dia ngasih seat-belt extension. Saya gak tau apakah kalo kita gak minta, apakah akan dikasih otomatis ato gak.
Formasi duduk: anak kami yang usia 7 tahun dekat jendela, kemudian si kecil 22 bulan di pangku ayahnya di tengah kemudian saya duduk dekat gang. Formasi ini sudah berjalan sejak 3 kali perjalanan travelling kami menggunakan pesawat. Saya yang duduk di gang untuk memudahkan pembagian apabila pramugari memberikan makanan kami, sekaligus mengatur makanan suami misalnya saja si kecil terbangun ketika makanan dibagikan.
Setelah mendarat, jam menunjukkan pukul 21.00 waktu setempat (sama dengan WIB) dan MRT terakhir dari Svanarbhumi menuju hotel kami pukul 24.00. Jadi tidak banyak waktu yang tersisa untuk bersantai-santai dulu di bandara. Pertama kali yang kami cari setelah mendarat adalah toilet, walaupun saya sudah pernah transit di bandara ini 8 tahun yang lalu, tapi saya lupa kalau di bandara ini toiletnya gak ada air untuk bersih2 di wc, jadi gak ada persiapan bawa tisu basah…hahaha.
Antrian kaunter network data for traveller yang panjang sempat menggoda saya untuk mempelajari, siapa tahu hitung-hitungannya lebih murah dari pada harus menggunakan paket internet Tel*****l layanan pasca bayar 250rb/ 7 hari dengan besar 2 GB. Yah tapi karena diburu waktu takut ketinggalan MRT terakhir (apalagi belum ambil koper), akhirnya saya lewati saja antrian itu.
Selesai pemeriksaan imigrasi, kita segera mengambil koper2 dan menuju ke stasiun MRT di lantai bawah, dan waktu udah menunjukkan pukul 22.30. Untunglah sebelum berangkat suami sudah menukarkan 600 Bhat dari Indonesia untuk pegangan awal naik MRT dan sisanya masih dalam bentuk dollar US. Jadi gak perlu ke money changer dulu utk menukarkan uang lagi. Kurs saat ini kalo di Jakarta, 1 Bhat = Rp 485,-.
Setelah beli tiket MRT di vending machine, mulailah ketegangan kecil terjadi, 3 koper 24 inch dan satu koper 20 inch ditambah stroller membuat kami yang hanya 2 dewasa agak kerepotan untuk menggiring masuk MRT. Belum lagi si kecil yang terbangun dan minta digendong karena suntuk gerah membuat suasana terasa “hangat” sekali…hahahahaha. Dari bandara Svarnabhumi, tujuan kami ke stasiun BTS Phaya Thai. Setelah sampai, beli tiket lagi tujuan Stasiun BTS Ratchathewi, pindah platform naik satu lantai lagi, ke jalur yang menuju Stasiun Ratchathewi.
Untungnya fasilitas lift di stasiun2 Bangkok ini berfungsi dengan baik, coba kalau kayak lift di halte busway Sarinah Jakarta yang selalu under maintenance….bisa gempor ngangkatin satu2. Satu lagi, petugas security di stasiun ramah-ramah, mereka membantu kami untuk mendorong koper-koper itu masuk MRT ataupun melewati gerbang non-otomatis masuk ke platform.
Untuk hotel di Bangkok kita memilih hotel Asia Bangkok di daerah Ratchathewi. Hotel ini posisinya benar-benar terhubung ke stasiun BTS Ratchathewi, jadi mudah untuk langsung masuk ke hotel dari stasiun, tanpa lewat lobi.
Nuansa hotelnya mirip Hotel Sari Pacific kalau di Jakarta, oldies dan tipikal hotel masa lalu, lobinya luas. Karena saya sampai hotel menjelang tengah malam, suasananya sepi dan redup. Gak nyangka aja, ternyata kalo pagi siang, penghuninya rame juga dan pengunjung datang silih berganti.
Kamar di hotel ini sendiri juga sudah cukup baik, ruangan yang luas, di kamar mandi dilengkapi keran yg aernya bisa diminum, shower wc, shower air panas utk mandi dan AC kamar yang berfungsi dengan baik. Saat booking online, kita tidak pesan sarapan sehingga tidak tahu apakah menu di hotel ini ada halal food atau tidak.
Di deket hotel ini juga terdapat halal food, kebanyakan berkumpul di sekitar masjid Darul Aman dan bisa ditempuh dengan jalan kaki saja. Lokasinya tinggal menyeberang traffic light, gak jauh dari hotel, sekitar 200an meter. Di daerah tersebut (orang nyebutnya Soy 7) kita bisa menemukan berbagai masakan Thai yang halal ataupun masakan Malaysia dan Timteng.
Untuk mensiasati makan pagi, saya sudah bawa bubur oatmel instant untuk si kecil, atau terkadang saya simpan makanan yang tidak basi dari restoran yang halal saat makan malam untuk di makan paginya. Hotel ini dekat dengan minimarket 7-11, namun sayangnya saya tidak menemukan mie instant yang tinggal seduh air panas seperti pop mie yang ada logo “Halal”-nya, kecuali indomi goreng biasa yang harus dimasak dengan kompor. Untuk nasi atau beberapa frozen food sempat saya lihat ada logo “Halal” di 7-11, sehingga bisa meminta di panaskan dahulu setelah kita bayar dari kasir.