Mengunjungi Tapal Batas : Nunukan

Sekitar november 2014, saya diberi kesempatan untuk mengunjungi salah satu tapal batas Indonesia, yaitu Nunukan. Agak ragu untuk berangkat ke sana mengingat perjalanan yang akan ditempuh cukup panjang, dimulai dari penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan, kemudian Balikpapan ke Tarakan dan Tarakan ke Nunukan. Tapi rasa penasaran terhadap kondisi dan situasi yang sebenarnya di nunukan dapat menghalau rasa ragu yang sempat muncul saat itu.

Penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan menggunakan Garuda saya mengambil penerbangan paling awal jam 06.00, kemudian dari Balikpapan ke Tarakan menggunakan boeing 737 lion pukul 11.00 dan dari Tarakan ke Nunukan menggunakan pesawat baling-baling isi 20 penumpang pukul 15.30 ditempuh selama 25 menit.

nun_02nun_04   Di samping kiri adalah Pemandangan Kota Tarakan dilihat dari atas Pesawat.

 

 

 

 

Gambar samping kanan adalah Pemandangan kota nunukan di lihat dari atas pesawat.

 

 

 

Setiba di nunukan saya langsung mampir ke warung yang ada d sekitar bandara karena perjalanan panjang yang melelahkan ini. Di Nunukan jarang saya temui cafe-cafe yang ada di Kota-kota besar, rata-rat tempat untuk bersantai ya di dominasi dengan warung-warung seperti di bawah. Di warung itu kita dapat menikmati segelas teh tarik dan roti tisu untuk menikmati indahnya sore. Kebetulan saya hanya berkunjung di Kab Nunukan, tidak sampai ke pedalaman sehingga infrastruktur yang saya lihat sudah terbangun dengan cukup baik, menurut penduduk lokal apabila kita akan berpergian dari satu kecamatan ke kecamatan lain, maka biasanya menggunakan speed boat atau helikopter. Bahkan ada salah satu kecamatan di sana yang hanya bisa ditempuh dengan menggunakan helikopter, sehingga penduduk di kecamatan tersebut lebih memilih menyekolahkan anaknya ke Malaysia daripada Indonesia dengan pertimbangan biaya.

nun_05Untuk rumah lokal, kita masih akan sering menemui rumah bentuk panggung seperti pada gambar di bawah. Mirip dengan bentuk rumah di pedalaman di Malaysia. Sayangnya saya tidak banyak waktu di sini sehingga saya tidak sempat menyeberang ke pulau sebatik di mana pulau itulah yang benar-benar menjadi batas antara Indonesia dan Malaysia.

nun_06

Untuk souvenir, kab nunukan tidak mempunyai souvenir yang khas yang bisa setiap saat d bawa pulang, yang ada hanya makanan produk malaysia yang menurut penduduk lokal di sana harganya lebih murah dibandingkan dengan bila harus beli produk Indonesia. Terpaksa daripada tidak bawa apa2 saya mencoba seperti apa bedanya produk tetangga waloupun dengan brand yang sama dengan di kita. Daerah pariwisata di sini juga belum banyak berkembang, sehingga tidak ada tempat pariwisata yang bisa saya kunjungi di sini. Untuk kuliner juga di dominasi masakan dari lamongan jawa timur, tidak ada yang spesial yang bisa di ceritakan.

nun_07

 

Mungkin itu sekelumit kunjungan saya ke Nunukan, semoga Nunukan di tahun mendatang akan lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *