Gorontalo : Serambi Madinah
Sekitar Juni, 2013, akhirnya saya diberi kesempatan untuk mengunjungi kota Gorontalo di Sulawesi Utara. Bandara Sultan Jalaluddin Gorontalo mulai terlihat dari balik bukit di jendela pesawat terbang yang aku tumpangi. Tidak heran saat saya kesana sinyal seluler salah satu operator terbesar masih terbilang kurang memuaskan. Di kanan kiri bandara tidak diberi pagar pembatas sama sekali, tidak heran kejadian Pesawat Lion menabrak sapi di Agustus 2013 sempat terjadi di sini.
Kebetulan acara saya ada di Kabupaten Gorontalo, di Prov Gorontalo ini terbilang unik, di sini kita bisa menemukan nama Kab Gorontalo, Prov Gorontalo dan Kecamatan Gorontalo, sehingga kita tidak bisa begitu saja menyebut nama kita akan pergi ke Gorontalo.
Di Kabupaten Gorontalo, pertama kali datang kita disuguhi oleh beragam masakan terbuat dari ikan. Ikan laut bakar Gorapa dan bobara adalah ikan laut favorit yang ada di sini. Saya sendiri lebih suka ikan bakan Goropa karena rasanya yang lebih gurih. Walaupun untuk kab Gorontalo dikarenakan di sini ada danau limboto maka persediaan ikan tawar juga cukup melimpah.
Angkutan di Gorontalo terbilang cukup mudah, kita bisa menggunakan bentor untuk kemana pun yang kita suka, bahkan tak jarang bentor-bentor ini dilengkapi dengan perlengkapan musik yang menurut saya cukup aneh bila di letakkan di bentor, karena biasanya itu diletakkan di kendaraan roda empat.
Kue kerawang adalah oleh-oleh khas dari Gorontalo, selain kue kain kerawang juga ada di sini. Harganya sebenarnya tidak terlalu mahal, hanya saja modelnya dan perpaduan warna masih kurang menarik buat saya. Untuk makanan lokal saya sempat mencoba milu yaitu makanan yang bahannya terbuat dari Jagung. Gorontalo memang sempat terkenal sebagai lumbung jagung nasional. Sayangnya untuk makanan lokal seperti milu juga kini keberadaanya tidak mudah
