Kyoto, Japan

Pertama kali melihat kyoto, pikiran saya mulai menyamakan dengan kota-kota kecil di Indonesia. Ternyata pikiran saya benar, tour guide saya mulai menjelaskan, bahwa kyoto merupakan salah satu kota tua di jepang. Kyoto sempat menjadi ibukota jepang selama 1100 tahun lamanya, dari tahun 700-1800. Pada jaman itu kyoto merupakan negara yang agamais, peninggalannya pun masih dapat dilihat hingga kini, yaitu banyak kuil-kuil di sepanjang jalan di kyoto. Kyoto juga dikenal dengan 1001 kuilnya, saingan dengan 1001 malam negeri aladin,hehehe. Kyoto juga merupakan kota di jepang yang tidak diserang oleh Amerika Serikat dan sekutunya selama perang dunia ke 2. Kabarnya karena AS tahu di kyoto banyaak peninggalan bersejarah, sehingga kota ini tidak ikut diserang. Benar atau tidak….ya tidak tahu.

Di Kyoto banyak terdapat Universitas, dengan penduduk di tahun 2010 ini mencapai 2 juta orang. Karena kota bersejarah, bangunan di Kyoto juga dilarang tinggi-tinggi, maksimal harus 5 lantai. Barang-barang di kyoto cenderung lebih murah daripada di Osaka atau Tokyo. Beberapa souvenir cantik masih bisa saya dapatkan dengan harga 250 yen, atau sekitar 25ribu rupiah. Tiap kota di Jepang memiliki brand sendiri-sendiri, dan kyoto terkenal dengan brand pakaiannya yang indah.

Dari Osaka ke kyoto hanya butuh waktu 60 menit lewat tol menggunakan bis. Selama di Kyoto saya mengunjungi 2 kuil yaitu The Golden Pavilion-(Rokuon-Ji Temple) dan Kiyomizu Temple. Disebut the Golden Pavilion karena kuil ini terbuat dari emas. Di kuil ini juga terdapat pohon bonsai berusia 400 tahun. Jika pergi ke sini tepat musim gugur sekitar awal november, maka akan mendapatkan pemandangan yang indah sekali. Daun-daun akan berubah warna menjadi kuning, ada yang jingga. Di temple ini ada kebiasaan melempar koin, orang-orang berusaha melempar koin dari tepi pagar pembatas agar tepat masuk ke dalam mangkuk yang ada ditengah. Di area ini tidak banyak toko souvenir, kalaupun ada harganya sangat mahal. Bisa 1.5 kalinya di tempat lain. Misalnya gantungan kunci biasa di tempat lain 350 yen, disini bisa 600 yen. Jadi jika ingin membeli souvenir saya sarankan jangan di sini. Kuil kedua yang saya kunjungi adalah kiyomizu temple. Kuil ini terbuat dari kayu-kayu tua yang mempunyai diameter  besar, disusun dengan dihubungkan oleh pasak yang terbuat dari kayu juga. Rangka-rangka penyangga kuil ini juga hanya terbuat dari kayu. Yang menyenangkan dari kuil ini adalah sepanjang perjalanan menuju kuil banyak penjual souvenir, dan umumnya harganya relatif lebih murah. Di kuil ini juga ada tradisi minum air suci yang langsung dari atas bukit. Entah mengapa saat kita berkunjung di kuil, kita dilarang memotret menggunakan tripod atau no tripod prohibated.

Have a nice trip.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *