LCCT-Kuala Lumpur-Malaysia

The next backpacking, we explored part of Malaysia. Berangkat dari Jakarta menggunakan Air Asia, direncanakan tepat seminggu setelah lebaran thn 2010 dengan pertimbangan mudah mendapat cuti dan harga tiket sudah turun. Ternyata Air Asia sekarang beda dengan Air Asia sekitar bulan Januari 2010,  jadi saran saya jika akan menggunakan air asia saat ini dan rombongan keluarga maka jangan lupa pilih pick a seat, akan di kenai biaya Rp 15.000/tiket, kalau tidak maka kejadian pisah kursi dengan anggota keluarga dalam pesawat akan terjadi, sama seperti kejadian saya dan suami saya.  Lama-lama pake toilet di pesawat juga bayar, kata suamiku sambil bercanda.

Beda dengan Singapura, naik Air Asia ke Malaysia maka kita akan turun di LCCT (terminal untu pesawat low cost) bukan di KLIA. Kalo mau dibayangkan, LCCT lebih mirip gudang barang atau pusat belanja Makro, tidak nyaman sama sekali. Jadi kalo suka kenyamanan di bandara, maka jangan naik air asia kalo ke malaysia. Heheheh. Mendarat di LCCT Kuala Lumpur tepat jam 24.00 waktu Malaysia, atau 1 jam lebih cepat dari Indonesia. Pendaratannya menurutku adalah pendaratan terbaik yang pernah aku alami selain Singapore Airlines. Kartu kedatangan untuk turis pun tidak dibagikan di atas pesawat alhasil kita harus ambil di bandara dan mengisinya pun di Bandara. Tapi walaupun LCCT lebih mirip gudang ketimbang bandara tetapi fasilitas detektor suhu tubuh turis yang masuk masih berfungsi baik. Gag kebayang kalo Indonesia punya LCCT, apa smua fasilitas-fasilitas masih berfungsi normal ? hehehe.

Karena explore Kuala Lumpur kami rencanakan tidak hari 1, maka kami sampai LCCT hanya sekedar transit utnuk flight selanjutnya ke Kelantan-Kota Bharu. Next flight jam 07.40, artinya masih ada 7 jam lagi kami harus menunggu di Bandara. Sebenarnya ada hotel versi murah di LCCT ini, yaitu Tune Hotels, milik air asia juga. Prinsip kerja hotel inipun mirip air asia, murah sih, kalo gag pake AC, TV, tidak sarapan, handuk dll…intinya cuma pake tempat tidur saja. Akhirnya karena pertimbangan efisiensi biaya, kami memutuskan tetap di Bandara dengan asumsi akan banyak food court atau cafe di Bandara. Ternyata harapan tinggal harapan, saat kami tiba di LCCT saat itu bertepatan dengan jadwal fogging di LCCT, jadi semua restoran yang buka 24 jam, hanya beroperasi hingga jam 24.00 dan buka lagi jam 05.00 pagi. Benar-benar menyebalkan, kami cuma bisa menunggu di tempat duduk yang terbuat dari besi selama 7 jam.

Untunglah pesawat cuma delay 15 menit, dan kami langsung ke penerbangan selanjutnya. Jalan dari bandara menuju pesawat menurutku lebih mirip jalan di lapangan, tidak ada pemisahan sama sekali, semua tujuan dicampur dan terkadang membingungkan. Karena di LCCT ada puluhan Air Asia yang parkir seperti angkutan sedang ngetem (hanya tidak tertulis jurusannya,:D) sehingga berpotensial orang salah naik pesawat. Saya sempat melihat ada orang salah naik pesawat, dan saat dia tahu salah naik pesawat dia dan mencari pesawatnya ternyata pesawat dia sudah akan lepas landas…sangat lucu sekali melihat kejadian itu.

4 thoughts on “LCCT-Kuala Lumpur-Malaysia

    1. Mba Monika, saya ada rencana tgl 5-6 Mei 2012 ke Malaysia, seperti yang sudah saya baca pada artikel Mba, saya juga nanti naik AA yang berarti saya akan turun di LCCT, LCCT itu daerah mananya Malaysia ya? Kalau mau ke bukit bintang naik apa?

      Bukit bintang itu dekat dengan KL ngga ya?

      Dalam waktu 1 hari untuk berwisata dengan suami, lokasi mana saja yang wajib di kunjungi? Maunya sih ke Petronas, Genting, Bukit Bintang Walk.

      Oya leboh baik mana Petaling Street atau Central Market?

      Mohon pencerahannya.
      Terima kasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *