Farmosa Island (Taipei-Taiwan)

Gag terbayang dibenakku, aku akan menginjakkan kaki di pulau dengan tingkat gempa tertinggi di dunia. Pulau tersebut adalah taiwan, tepatnya di kota taipei. Mendengar nama kota taipei,terbayang tempat yang kotor jorok seperti yang pernah saya lihat di televisi, apalagi taiwan lah menyumbang penyebaran virus H1N1.

Dengan Singapore Airlines, penerbangan ke taiwan memakan waktu 8 jam dengan rincian 1 jam penerbangan ke singapore, lalu transit 3 jam kemudian 4 jam penerbangan ke taiwan dari singapore. Tiba di Bandara Taoyuan, kesan pertama yang ak dapatkan adalah Taipei sangat sejuk. Didukung pesawat mendarat setelah taiwan diguyur hujan, menambah dinginnya sore itu.  Tak lama menikmati sejuknya udara dimulailah awal kepusingan di Taiwan. Kanan-kiri rata-rata kita akan mendengar percakapan dalam bahasa Taiwan, yaitu cina-mandarin. Rata-rata orang taiwan tidak mahir berbicara bahasa Inggris, itu adalah awal kebingungan berada di Negara ini.

Setelah mengambil bagasi, keluar dari imigrasi Taiwan saya segera menukar uang USD Amerika ke USD Taiwan, yaitu NTD. Saat itu kurs untuk 1 USD Amerika adalah 31,6 NTD. Setelah saya mencari informasi turis, untuk mendapatkan peta taiwan, sekaligus minta dia menuliskan “I want go to this hotel” dalam tulisan china, sambil menunjukkan kartu hotel. Its really usefull, karena orang taiwan banyak yang tidak bisa membaca huruf latin.

Dari bandara taoyuan, aku memilih naik bis, hanya dengan 140 NTD sudah sampe hotel di taipei, bayangkan jika naik taksi bisa mencapai 1000 NTD. Sepanjang perjalanan saya melihat taipei sangat greeny, beda dengan jakarta yang mulai dijejali dengan bangunan pencakar langit tanpa menyelipkan sesuatu yang hijau diantaranya. Terkadang saya melihat truk-truk pengirim babi mendahului bis yang aku naiki. Pemandangan yang terasa janggal bagiku, mengingat aku seorang muslim.

Sampai di hotel imperial taipei, tingkat kepusingan semakin meningkat. Penguasaan bahasa inggris yang rendah membuat aku harus memutar otak untuk sekedar bertanya hal sepele. Hotel yang telah dibuking dari Jakarta dan dibayar oleh travel agent ternyata masih bermasalah sesampainya di taiwan. Aku yang memang tidak suka punya kredit card agak kaget juga ketika disuruh deposit kartu kredit ato uang 600 USD amerika, padahal status aku saat itu cuma bawa uang cash 600 USD amerika. Akhirnya aku menawar agar depositnya hanya 100 USD amerika, dengan rada sedikit alot akhirnya berhasil juga. 7 hari aku di hotel tersebut, makan pagi hanya bisa memilih telor rebus dan kentang goreng. Semua masakan rata-rata mengandung “pork”/babi. Minuman hanya mengambil kopi susu d tambah desert salad. Yang rada membetekan di hotel tersebut adalah untuk ukuran hotel harga 143 USD amerika semalem, tidak ada free internet dari kamar, jadi harus turun ke lobi kalo mau akses internet gratis, chating ama keluarga di Indonesia.

Beli kartu telepon pun aku salah model, yang aku beli telepon kartu,jadi harus lewat publik telepon dan memutar nomer tertentu yang tertera di kartu. Harga barang-barang dan makanan lebih mahal di taiwan dibandingkan di Indonesia. Masalah transportasi taiwan jauh lebih baik dibandingkan Indonesia,di sana ada MRT yang akan mengantar kita dengan cepat dan tepat waktu di taipei, bis-bis disana pun kondisinya jauh lebih baik dibandingkan Jakarta.

Shin Lin Market adalah rekomendasi untuk beli suvenir murah seperti gantungan kunci dari jade. 100 NTD bisa dapet 6 di sana, selain itu teh hijau juga bisa didapat dengan harga sekitar 200 NTD, ditempat lain bisa mencapai 400 NTD. Untuk suvenir kaos, magnet kulkas, atau suvenir lain yang lengkap bisa pergi ke taipei handicraft. Harga di situ gag terlalu murah, tapi jika dibandingkan dengan harga di hotel maupun di bandara, di sana jauh lebih baik. Tapi jangan kaget untuk yang belum biasa bau babi, jika pergi ke night market biasanya bau binatang itu sangat kuat. Jadi, silahkan tutup hidung dulu.

Indonesia tidak mempunyai duta besar di taipei, untuk para PNS tidak ada paspor biru walaupun itu perjalanan dinas ke sini. Disini yang ada cuma kantor dagang Indonesia di taipei. 101 taipei yang telah dibangun selama 7 tahun pun kini telah menjadi nomer 2 gedung tertinggi di dunia, setelah dikalahkan oleh al burj di Dubai.

Taiwan juga terdapat kota, yaitu yingkee yang merupakan penghasil keramik di pulau ini. Di kota ini banyak ditemui pembuat keramik dan toko keramik.

Jika mau agak bersusah payah sebenarnya kita bisa menemukan halal food di taipei, cuma rada ribet dan gag banyak yang menyediakan tipe makanan itu. That’s it taipei…nice city and greeny one.

1 thought on “Farmosa Island (Taipei-Taiwan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *